Tampaknya saya memang mempunyai kutukan untuk memainkan franchise survival horror game besar mulai seri keduanya. Sebagaimana yang terjadi pada Resident Evil, saya juga memainkan survival horror game tandingannya, Silent Hill, mulai dari seri keduanya.
Alasan saya tidak memainkannya dari seri pertamanya adalah sederhana: saya tidak punya konsol PS waktu itu. Saat saya tahu bahwa ada emulator PS, kaset Silent Hill
yang saya pinjam sudah tidak begitu bagus lagi sehingga tidak bisa saya
mainkan. Saya sebenarnya penasaran waktu itu. Dari info yang saya
terima, Silent Hill mempunyai banyak hal berbeda dari Resident Evil. Selain penasaran, saya juga heran mengapa Konami tidak membuat versi PC-nya. Tapi, ya sudahlah. Seri pertamanya yang hanya rilis di platform PS tidak bisa saya mainkan saat itu.
Saat saya dengar Konami akan mengeluarkan sekuelnya, Silent Hill 2, saya agak pesimis. Mungkin saja Silent Hill 2 juga tidak akan dirilis di PC. Ternyata tidak. Silent Hill 2 akan dirilis juga di platform PC. Wow. Saya langsung berbinar-binar dan menunggu perilisannya.
Karena kerjaan, saya baru bisa mendapatkan Silent Hill 2 versi PC beberapa bulan setelah rilisnya. Waktu itu, PC saya yang baru entry level saya paksa-paksa untuk bisa memainkannya. Syukurlah, kuat juga PC saya waktu itu.
Yang bikin saya senang lagi, ternyata Silent Hill 2 tidak begitu ada hubungannya dengan Silent Hill
pertama. Walhasil, saya tidak perlu pusing-pusing untuk melacak latar
belakang karakter-karakter tertentu. Dari yang saya baca di internet,
kesamaannya hanya terletak pada setting tempat. Keduanya terjadi di kota
hantu, Silent Hill. Itu saja. Keduanya tidak mempunyai hubungan lebih dan ceritanya bukan merupakan kelanjutan.
Silent Hill 2 menceritakan tentang seorang laki-laki bernama
James Sunderland. Suatu hari, James menerima surat dari istrinya, Mary,
yang sudah meninggal karena penyakit kronis 3 tahun lalu. Surat itu
mengatkaan bahwa Mary menunggu James di tempat yang spesial di Silent
Hill. Hm, sebenarnya ini merupakan pembukaan misteri yang klise dan
terkesan sudah kuno. Orang yang mati mengirim kabar kepada kekasihnya
yang masih hidup. Penonton eh pemain lalu bertanya-tanya, siapakah yang
mengirim surat, atau, benarkah ia sudah mati?
James pun tiba di Silent Hill dan memutuskan untuk mencari tempat
spesial yang dikatakan Mary. James sebenarnya bingung. Karena bagi
mereka, semua tempat di Silent Hill adalah tempat spesial mereka. James
pun meninggalkan mobilnya yang terbuka pintunya di tempat parkir pinggir
Danau Toluca dan mulai masuk ke Silent Hill yang berkabut. Mengapa juga
seseorang mau meninggalkan mobil dengan pintu terbuka di tempat parkir
sepi?
Kita lalu harus menjalankan James menembus kabut. Sampailah James di
makam Toluca. Ia bertemu dengan Angela Orosco, seorang gadis remaja yang
mencari ibunya di Silent Hill. Jadi, ada dua orang sedang mencari
orang-orang yang mereka cintai di sebuah kota hantu. Ada apakah?
James lalu masuk ke Silent Hill. Ia mendapati kota itu sudah tidak
seperti dulu. Kota itu sepi dan berkabut. Sebentar kemudian, James
menemukan jejak darah di jalan raya. Ia juga melihat sosok yang berjalan
tertatih-tatih sambil mengeluarkan suara aneh. James telah masuk ke
dimensi lain Silent Hill. Dimensi lain yang dulu ia dan Mary belum
pernah temui.
James mengira bahwa Rosewater Park merupakan tempat spesial yang
dimaksud oleh Mary. James bermaksud ke sana, namun karena jalan yang
rusak, James harus melewati kompleks apartemen untuk menuju ke sana.
Di gedung apartemen inilah, James bertemu dengan banyak karakter.
Salah satunya adalah Pyramid Head, seorang monster dengan kepala yang
tertutupi helm logam berbentuk piramid. James melihat Pyramid Head
sedang menyiksa monster lainnya yang disebut dengan mannequin. Di sini
pula James bertemu dengan Eddie, seorang gemuk yang muntah-muntah di
sebuah toilet.
Ketika akhirnya James mampu mencapai Rosewater Park, ia bertemu
dengan seorang wanita bernama Maria, yang nampak mirip dengan istrinya
Mary. Cuma, Maria berpakaian lebih seksi dan bertingkah laku menggoda.
Siapakah Maria ini? Mungkinkah ia yang mengirim surat ke James?
Silent Hill 2 mempunyai cerita yang bagus. Bahkan, menurut saya, ceritanya adalah yang paling bagus di antara seri game Silent Hill
lainnya. Kebagusan ceritanya antara lain terletak pada tema dewasa yang
pada waktu itu masih dianggap tabu oleh pembuat cerita game lainnya.
Tema perkosaan dan kekerasan seksual belum mengemuka di game-game besar
yang dilempar ke pasar internasional. Silent Hill 2 lah yang
pertama menembus batas itu. Paling tidak setahu saya. Tema ini pun tidak
disampaikan secara eksplisit dan literal dalam Silent Hill 2. Pemain harus mampu menangkap pesan tersembunyi tentang tema ini lewat simbol-simbol yang tersaji.
Ah ya, kebagusan lainnya di cerita Silent Hill 2 ini adalah
tersajinya pesan lewat simbol-simbol itu. Monster-monster yang menjadi
musuh James konon sebenarnya merupakan simbol dari apa yang terjadi pada
hidupnya. Kesedihannya, rasa frustasinya, rasa bersalahnya,
ketertekanan seksualnya mengemuka dan termanifestasi menjadi macabre (ini nama monster yang jalan-jalan memuncratkan asam itu), mannequin, Pyramid Head, suster ngesot, dan monster-monster lain yang ia temui.
Jadi, secara umum, cerita di Silent Hill 2 boleh dikatakan
berlapis dan kompleks. Di tataran permukaan, kita melihat James mencari
Mary di sekeliling kota hantu Silent Hill sembari melawan
monster-monster. Di lapisan yang lebih dalam, tidak hanya seperti itu.
Di lapisan yang lebih dalam lagi, ada pesan-pesan moral yang bisa kita
ambil pelajarannya. Menurut saya, ini seperti film David Lynch, Mulholland Drive,
yang saya kira ceritanya seperti itu, eh, ternyata banyak lapisan
cerita yang tak terduga dan interpretasi yang lebih luas. Ya, konon
pengembang game ini terpengaruh oleh David Lynch, David Cronenberg,
David Fincher, dan Alfred Hitchcock.
Satu lagi, cerita di Silent Hill 2 mengandung kejutan atau twist. Dan twist ini tidaklah terletak di akhir, jadi kita tidak bisa menyebutnya sebagai twist ending. Saya tidak ingin mengungkapkannya di sini. Walaupun sebenarnya, Anda sangat mudah untuk mencari apakah twistnya itu melalui Google.
Mungkin saja Anda juga sudah dapat menduganya di sini. Elemen satu ini
sebenarnya sudah merupakan hal yang klise, agak kuno, dan kadang
menyebalkan dalam sebuah cerita. Hanya saja, waktu saya menemukannya
dalam game ini, rasanya jadi berbeda. Mungkin karena saya terlalu
terbawa suasana game-nya jadi berasa banget ketika saya menemui twist ini.
Kelebihan-kelebihan cerita di atas lumayan menutupi hal-hal yang
tidak logis dalam fragmen-fragmen kejadian yang dialami James di Silent Hill 2.
Oke, sebut saja sebagiannya di sini. Bagaimana mungkin James
meninggalkan mobil dengan pintu terbuka di tempat parkir yang sepi? Gila
juga dia mau merogoh-rogoh lubang di dinding di sebuah kota berhantu.
Bagaimana jika tangan kita ditarik hantu di dinding? Lebih tak masuk
akal lagi waktu ia eh kita memilih untuk melompat ke dalam sebuah lobang
di tanah. Lobang itu berujung ke mana? Ada apa di dalamnya? Bagaimana
jika saya tersangkut sesuatu dan terluka? Seberapa dalamnya? Apakah saya
tidak patah tulang jika sampai di dasarnya?
Hal yang menarik lagi, sehubungan dengan cerita dan gameplay-nya, Silent Hill 2
mempunyai banyak akhir cerita alias multiple endings. Ada 5 akhir
cerita yang serius dan 1 akhir cerita guyonan. Saya tidak akan
membocorkan di sini walau Anda dapat mencarinya di panduan-panduan game.
Selain cerita yang suram dan gelap, Silent Hill 2 menawarkan
atmosfir yang mencekam dan menakutkan. Kabut yang tebal membuat kita
bertanya-tanya tentang apa yang menunggu di baliknya. Walaupun radio
mengeluarkan bunyi statik, kita tidak tahu dari mana monster akan
muncul. Bah, setelah senam jantung, kadang monsternya pun hanya lewat
tidak menyapa kita. Mannequin yang diam kadang-kadang tiba-tiba
menyerang kita. Pyramid Head yang tak mempan kita tembak sungguh ingin
membuat kita melarikan diri darinya. Sayang, kesempatan lari itu kadang
tidak ada.
Rasa khawatir akan monster klop dengan artistik bangunan yang seram.
Dinding-dinding bernoda dan kadang ada bercak darahnya. Lantai-lantai
kotor dan juga kadang ada jejak darahnya. Besi-besi pun berkarat. Saya
suka banget dengan penggambaran setting tempat di game ini. Konon
penggambaran seperti ini disebut dengan aliran grunge. Saya belum memastikan. Jika dengar kata grunge, saya teringat Nirvana.
Dengan elemen-elemen di atas, Silent Hill 2 merupakan game dengan aliran survival horror yang terbilang masih murni. Sudut pandang kamera yang berganti-ganti, amunisi dan paket obat yang jarang ditemui sebagaimana Resident Evil (0, 1, 2,
3, dan Revelations) memaksa kita untuk lebih banyak melarikan diri dari
monster yang mengepung, alih-alih melawan mereka. Jadi jika Anda
mengharapkan bisa berpesta pora menembak monster di game ini, maka
sebaiknya Anda mencari game lain.
Level kekerasan yang ada di game ini menurut saya biasa-biasa saja.
Jika kita ngeri dengan warna darah yang merah, kita bisa mengganti warna
darah menjadi hijau atau ungu. Rasanya seperti berperang dengan alien.
Konon, pada awalnya, Konami ingin mekanis pemotongan anggota
badan monster-monster untuk mengalahkan mereka. Namun, saat itu
orang-orang masih merasa hal itu sebagai hal yang sangat sadis. Sesuatu
yang kemudian diambil oleh EA Redwood Shores dan yang akhirnya membuat Dead Space mereka populer.
Momen yang membuat saya pertama kali takut dalam game ini adalah
waktu saya harus berhadapan dengan Pyramid Head pertama kali. Plot yang
mengharuskan James melawan monster yang tak mempan ditembak dalam
ruangan terkunci sungguh gila. Saya sempat merasa panik waktu James
sadar bahwa ia terjebak di tempat itu. Namun yang membuat saya lebih
takut lagi adalah waktu saya harus kembali ke Rosewater Park untuk
mendapatkan kunci yang ada di dalam kotak tersekrup di belakang patung
Jennifer Carrol. Terlebih lagi, saya lupa mengambil kunci pembuka
sekrupnya! Saya harus mengendalikan James yang berlari di tengah malam
yang gelap dengan monster-monster yang berkeliaran.
Selain cerita yang rumit dan kompleks, atmosfer kengerian yang apik,
satu hal yang saya suka lagi dari game ini adalah soundtracknya. Akira
Yamaoka merupakan komposer musik di seri Silent Hill –sampai seri yang keempat. Soundtrack buatannya yang paling bagus di seri game tersebut adalah di Silent Hill 2
ini. Musiknya yang agak-agak trip hop cocok dengan suasana misterius,
kesedihan, kesendirian, tercampakkan, tersesat, bingung, dan frustasi.
Lebih cocok lagi, semua soundtrack di game ini adalah instrumental,
tanpa vokal. Saya masih sering mendengarkannya; favorit saya adalah Love Psalm dan Promise.
Sudah agak sulit bagi kita untuk mencari Silent Hill 2 rilis
pertama. Walaupun demikian, beberapa orang masih membagikannya di
situs-situs berbagi. Sejak dua tahun lalu, mencari kaset PS2 versi
bajakannya saja sudah susah. Kalaupun ada, kaset itu dijual dengan harga
yang sangat tinggi, karena tampaknya para penjualnya tahu bahwa yang
mencari adalah mereka yang fanatik dengan game ini.
Yang mungkin masih mudah didapatkan adalah versi HD remasterednya. Versi ini dirilis pada tahun 2012. Versi ini merupakan gabungan Silent Hill 2 dan Silent Hill 3 dalam satu paket. Paket HD remastered ini hanya tersedia untuk konsol PS3 dan Xbox 360.
Secara keseluruhan, game ini memenuhi semua aspek dalam kategori survival horror.
Cerita kompleks yang berunsur dewasa, suasana yang mencekam, amunisi
dan paket kesehatan yang langka, kekerasan yang tersedia; semua itu
membentuk sebuah game survival horror yang nyaris sempurna. Dari semua game survival horror yang pernah saya mainkan, Silent Hill 2 merupakan yang terbaik.
Judul: Silent Hill 2
Rilis: 2001, 2002 (PC), 2012 (HD edition)
Genre: Survival Horror
Developer: Konami Computer Entertainment Tokyo, Creature Labs (PC), Hijinx Studio (HD edition)
Publisher: Konami
Director: Masashi Tsuboyama
Producer: Akihiro Imamura
Artist: Masahiro Ito
Penulis: Hiroyuki Owaku, Takayoshi Sato
Composer: Akira Yamaoka
Platform: Playstation 2, Xbox, Ms Windows, Playstation 3 (HD), Xbox 360 (HD)
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon